Konstruksi Ramping (Lean Construction): Pengertian dan Konsepnya

Konstruksi ramping atau lean construction adalah pendekatan baru untuk merancang dan membangun pada industri konstruksi dengan tujuan meminimalisir waktu, tenaga dan pemborosan (waste) material.

Lean construction memastikan proses pembangunan tidak memakan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Selain itu, konstruksi ramping mempunyai tujuan untuk memaksimalkan nilai (value) dan meminimalkan biaya baik pada proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan pada proyek konstruksi. Dengan begitu, menggunakan prinsip lean construction dapat meningkatkan kinerja proyek konstruksi.

Memahami Prinsip Lean

Untuk memahami konstruksi ramping (lean construction) alangkah baiknya mengetahui dan memahami konsep lean manufacturing yang menjadi dasar dari lean construction.

Lean manufacturing adalah budaya dan berfokus pada karyawan. Perusahaan mengadopsi prinsip lean akan bergantung pada tenaga kerja untuk menemukan masalah dan menanganinya, mengurangi pemborosan (waste), menilai praktik kerja dan mencari cara untuk bekerja lebih efisien. Dengan demikian, memerlukan kerja tim yang baik, semua pekerja memiliki tujuan yang sama sesuai dengan tujuan perusahaan.

Dalam hal ini, konsep lean tidak bisa begitu saja berfokus pada karyawan. Harus ada dukungan dari tenaga kerja yang memahami alasan kenapa menggunakan pendekatan lean dan manfaat dari menggunakannya.

Konsep lean yang pertama kali dipelopori oleh Toyota adalah menawarkan lingkungan kerja yang bersih, aman dan efisien. Sekarang yang lebih dikenal dengan istilah 5S yang artinya adalah sebagai berikut:

  • Sort/Seiri (Ringkas) – Menyingkirkan apapun yang tidak dibutuhkan, baik itu alat, dokumen atau bahan
  • Set in order/Seiton (Rapi) – Menetapkan lokasi untuk semua meletakkan setiap objek berdasarkan frekuensi penggunaan dengan memperhatikan kemudahan untuk mengambil dan mengembalikkannya. Artinya, membuat tata letak penyimpanan alat maupun bahan tertata rapi.
  • Sweep/Seiso (Resik) – Pada dasarnya apapun kegiatan yang memastikan tempat kerja tetap bersih
  • Standardise/Seiketsu (Rawat) – Melakukan praktik kerja sesuai dengan tiga tahap sebelumnya secara konsisten oleh seluruh jajaran perusahaan. Dengan begitu, menghasilkan pribadi yang bersih.
  • Sustain/Shitsuke (Rajin) – Menerapkan perilaku dan kebiasaan untuk mempertahankan standar yang ditetapkan dalam jangka panjang. Artinya, mempertahankan dan melakukan ke-empat aturan di atas yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan pada tempat kerja.

Prinsip Lean Construction

Fokus utama konstruksi ramping (lean construction) adalah mengurangi waste dan meningkatkan value pada proyek Konstruksi. Berdasarkan penelitian, memperkirakan bahwa 60% dari anggaran proyek konstruksi dihabiskan untuk kegiatan yang tidak bernilai tambah yang memakan waktu dan biaya. Artinya, hanya 40% yang dihabiskan untuk kegiatan yang bernilai tambah.

Proyek konstruksi memiliki banyak tahapan, dimulai dengan perencanaan dan desain, pelaksanaan hingga pemeliharaan. Setiap orang yang terlibat dalam proyek menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak. Dalam lean construction, fokus yang awalnya masing-masing stakeholder hanya berfokus pada peran individu-nya beralih ke semua stakeholder saling bekerja sama sebagai tim.

Beberapa prinsip yang mendasari konstruksi ramping meliputi:

  • Meningkatkan komunikasi.
  • Meminimalisir pemborosan (waste).
  • Meningkatkan perencanaan kerja dan penjadwalan ke depannya.
  • Menentukan value dari perspektif pelanggan.
  • Mengidentifikasi proses yang memberikan kepuasan pelanggan (value stream).
  • Mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.
  • Memastikan lingkungan kerja bersih, aman dan efisien.
  • Penerapan perbaikan berkelanjutan (continous improvement/kaizen)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top