Dalam konstruksi beton bertulang, pelat merupakan elemen struktural yang membentuk permukaan datar secara horizontal, biasanya diaplikasikan pada lantai dan atap dak, jembatan atau jenis struktur lainnya. Pelat beton adalah elemen bidang yang tebalnya jauh lebih kecil dari panjang dan lebar bentangnya, biasanya ketebalan dari pelat 12cm sampai 15cm. Oleh karena itu, elemen ini perlu didukung oleh balok beton bertulang, dengan dinding pasangan bata, kolom atau langsung diletakkan di atas tanah.
Pada umumnya, struktur balok dan pelat dicor secara bersamaan dengan tujuan untuk menghasilkan suatu kesuatuan struktur yang monolit, sehingga pemodelan balok bisa menggunakan penampang T atau L.
Dalam penjelasan lengkap struktur beton bertulang, kami ada membahas tentang elemen struktur beton bertulang. Pelat adalah salah satu diantaranya.
Perencanaan tulangan pada pelat tebagi menjadi dua sistem, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Pelat Satu Arah (One Way Slab)
Pelat Satu Arah adalah pelat beton yang didukung hanya pada dua sisi tumpuan yang berlawanan, sehingga akan terjadinya defleksi atau lendutan pada pelat dalam arah tegak lurus dari sisi tumpuan. Karena pelat satu arah hanya ditumpu pada dua sisi yang berlawanan, maka beban yang bekerja pada pelat akan didistribusikan oleh pelat dalam satu arah yang menuju ke arah dua sisi tumpuan.
Jika pelat bertumpu pada empat sisi tumpuan, tetapi dengan rasio panjang terhadap lebar nilainya sama dengan 2 atau lebih besar (L/W ≥ 2), maka reaksi beban akan lebih banyak didistrubusi ke arah bentang yang lebih pendek, maka pelat tersebut bisa diklasifikasikan sebagai pelat satu arah.
Berikut contoh klasifikasi pelat satu arah:
Pada contoh tersebut, reaksi beban yang bekerja lebih banyak didistribusi pada W, diklasifikasikan sebagai pelat satu arah.
Adapun jenis-jenis sistem pelat lantai satu arah yaitu:
- Pelat-balok Satu Arah (One way slabs with beams): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 3 – 6 meter dan dengan meter beban hidup sebesar 3 – 5 kN/m2. Jika bentang lebih dari itu, maka defleksi atau lendutan yang terjadi pada pelat bisa lebih tinggi yang bisa memakan biaya yang lebih mahal.
- Pelat Berusuk Satu Arah (One way joist slab): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 6 – 9 meter dan dengan meter beban hidup sebesar 4 – 6 kN/m2. Volume dari beton dan tulangan relatif rendah, namun membutuhkan banyak bekisting yang memakan biaya.
Pelat Dua Arah (Two Way Slab)
Berbeda dengan pelat satu arah yang hanya bertumpu pada dua sisinya, pada pelat dua arah ditopang pada semua sisi tumpuan, dengan rasio panjang terhadap lebarnya nilainya kurang dari 2 (L/W < 2). Hal ini dikarenakan distribusi beban yang terjadi menuju ke dua arah (arah x dan y). Oleh karena itu, penulangan dibutuhkan ke kedua arah sisi pelat tersebut.
Adapun sistem pelat dua arah ini ada berbagai macam jenis, yaitu sebagai berikut:
- Pelat-balok Dua Arah (Two way slab with beams): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 6 – 9 meter dengan beban hidup sebesar 2,5 – 5,5 kN/m2. Beban yang bekerja pada pelat diteruskan ke empat sisi balok penumpu yang kemudian balok tersebut menyalurkan bebannya ke kolom.
- Pelat Berusuk Dua Arah (Two way ribbed slab/waffle slab): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 7,5 – 12 meter dan dengan beban hidup sebesar 4 – 7,5 kN/m2. Plat wafel diterapkan pada pelat yang mempunyai bentangan yang lebar dengan beban yang berat. Umumnya, ketebalan pelat ini diantara 5 sampai 10 cm.
- Pelat Datar Dua Arah (Two way flat slab): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 6 – 9 meter dan dengan beban hidup sebesar 4 – 7 kN/m2. Plat didukung oleh kolom dan panel tanpa balok.
- Pelat Lantai Dua Arah (Two Way flat plate): Cocok diterapkan pada panjang bentangan 6 – 7,5 meter dan dengan beban hidup sebesar 2,5 – 4,5 kN/m2. Hampir sama dengan flat slab, yang menjadi pembedanya adalah flat plate tidak menggunakan panel.
Kesimpulan Perbedaan Pelat Satu Arah dan Pelat Dua Arah
Pada penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan perbedaan dari pelat satu arah dan pelat dua arah yaitu sebagai berikut.
- Pada sistem pelat satu arah, pelat didukung oleh dua sisi tumpuan yang berlawanan. Sedangkan pelat dua arah, didukung oleh keempat sisinya.
- Pada pelat satu arah, rasio bentang yang lebih panjang terhadap bentang yang lebih pendek sama atau lebih besar dari 2 yaitu L/W ≥ 2. Sebaliknya, pada pelat dua arah, rasio bentang yang lebih panjang terhadap bentang yang lebih pendek kurang dari 2 yaitu L/W < 2.
- Pada pelat satu arah, beban yang bekerja disalurkan hanya pada satu arah (atau dominan) yaitu ke arah bentang yang lebih pendek. Di sisi lain, pada pelat dua arah, beban disalurkan ke dua arahnya (sumbu x dan y).