Beton bertulang selalu menjadi pilihan yang tepat jika hendak membangun konstruksi dengan tingkat ketahanan tinggi. Oleh karena itu, material yang satu ini memang merajai bidang pembangunan gedung bertingkat hingga pengerasan jalan.
Kekuatannya dalam menahan gaya tekan dan tarik membuat beton bertulang dapat berfungsi maksimal dalam struktur bangunan maupun jalanan. Terlebih lagi, materi beton bertulang memang pada dasarnya sangat mampu bertahan terhadap beban berat.
Dalam banyak hal, beton bertulang memang termasuk material unggulan. Namun, kamu perlu mengetahui bahwa beton tanpa tulangan memiliki kelemahan ketika harus menahan gaya tarik yang melebihi kapasitas struktur. Oleh karena itu, kamu perlu memberinya tulangan baja agar dapat bekerja dengan baik.
Ingin tahu lebih banyak soal beton bertulang? Kamu dapat menyimaknya melalui artikel kami kali ini.
Pengertian Beton Bertulang
Beton bertulang merupakan salah satu variasi dari material beton. Maka dari itulah, Anda harus terlebih dahulu mengerti apa itu beton sebelum dapat mengenalinya lebih lanjut.
Beton adalah material bangungan yang terbuat dari pencampuran antara bahan agregat kasar dan halus. Bahan-bahan ini dapat terdiri dari kerikil, pasir, dan batu-batuan yang telah pecah (batu split). Sedangkan zat campurannya sendiri menggunakan air dan semen sebagai pengikatnya.
Campuran beton seharusnya mempunyai karakteristik daya tahan tinggi terhadap tekanan bahkan bisa mencapai 4000 psi atau 28 MPa. Tetapi, tegangan tarik yang terlalu besar masih dapat membuat keretakan pada beton. Karena itulah, dibutuhkan baja tulangan tercipta untuk mendukung beton biasa. Hasil dari penggabungan antara beton dengan baja tulangan dapat disebut dengan istilah beton bertulang. Luas serta jumlah tulang ini biasanya tidak boleh kurang dari nilai minimum pada rencana konstruksi bangunan.
Dalam artian, banyaknya baja tulangan tersebut harus mampu menyajikan kekuatan melawan tegangan tarik pada sebuah bangunan.
Elemen Struktur Beton Bertulang
Fungsi Beton bertulang adalah sebagai struktur dalam pembangunan sebuah konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan struktur material ini terbagi dua jenis yaitu jenis pracetak (beton precast) dan jenis proses cor yang akan dilakukan pada lokasi pembangunan (cast in-situ).
Dengan menggunakan jenis beton bertulang yang kedua maka biasanya struktur gedung yang akan dibangun memiliki sifat monolit. Hal ini dikarenakan, elemen struktur konstruksi beton bisa dicor secara bersamaan dengan elemen struktural lainnya sehingga antar sambungannya menyatu secara kaku. Bangunan dengan karakteristik ini memiliki kemampuan baik untuk bertahan dalam keadaan gempa bumi, karena sifatnya yang kaku.
Ada beberapa elemen dalam sebuah struktur bangunan yang dapat menggunakan beton bertulang. Berikut ini merupakan beberapa contoh elemen-elemennya:
1. Balok
Balok pada beton bertulang berfungsi sebagai sebuah komponen yang meneruskan beban dari pelat menuju ke kolom. Nantinya, beban ini akan tersalur hingga ke pondasi melalui kolom.
Biasanya melalui proses pengecoran dengan cara monolit pada pelat. Selain itu, tulangan yang digunakan juga pada umumnya bersifat tunggal maupun ganda.
Karena proses cor yang monolit ini maka balok berpenampang T, L dan persegi. Hal ini berguna untuk mempertahankan bangunan dari gempa bumi terutama di daerah yang sangat rawan.
2. Pelat
Pelat beton bertulang normalnya sangat mudah ditemui pada bagian bangunan seperti atap dan lantai. Hal ini terjadi karena pelat memiliki bidang permukaan yang horizontal.
Struktur pelat memungkinkan proses menahan beban berlaku secara vertikal atau tegak lurus. Setelah menerima beban, pelat akan segera menyalurkannya kepada balok, kolom, tanah, dan bahkan dinding. Oleh karena itulah, lokasi pelat biasanya tak jauh dari keempat komponen struktur bangunan tersebut.
Sebuah pelat biasanya memiliki ketebalan yang tidaklah sebanding dengan luas atau panjang kali lebarnya. Jadi, kategori pelat beton bertulang dibagi dengan dasar perbandingan bentangan panjangnya terhadap bentang pendeknya.
Dua jenis sistem pelat lantai adalah sebagai berikut ini:
- Pelat satu arah (One way slab) : Pelat satu arah memiliki perbandingan bentang panjang dengan bentang pendek yang nilainya lebih maupun sama dengan 2.
- Pelat dua arah (Two way slab) : Sebaliknya, pelat dua arah memiliki perbandingan yang kurang dari 2.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan dari kedua jenis pelat tersebut, kami ada membuat artikel khusus tentang perbedaan keduanya di perbedaan pelat satu arah dan pelat dua arah.
3. Kolom
Kolom adalah elemen yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas menuju ke bawah struktur bangunan gedung. Struktur ini menyalurkan beban dari atas pelat sekaligus juga beban yang berasal dari pelat itu sendiri ke pondasi bangunan.
Tulang pada sebuah kolom beton biasanya dipasang secara simetri dan mengelilingi keempat sisinya. Metode pemasangannya sendiri meliputi proses pembengkokan ke dalam serta pembuatan stek yang memiliki panjang sekitar lebih dari 36 kali diameter dari tulangan.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Konstruksi Beton Bertulang
Material bangunan beton bertulang bukan berarti hanya memiliki kelebihan saja. Ada juga kekurangan dalam penggunaan beton bertulang sebagai bahan dasar sebuah konstruksi bangunan.
Keunggulan beton bertulang pada dasarnya merupakan akibat dari bergabungnya material dengan bahan komposit atau campuran yaitu beton dengan baja yang berfungsi sebagai tulangannya. Ini adalah beberapa keuntungan menggunakan beton bertulang sebagai struktur bangunan.
Kelebihan Struktur Beton Bertulang
- Bahan dasar beton bertulang sangatlah mudah dibeli dimana saja.
- Biaya pembuatannya rendah karena harga bahan yang murah.
- Beton bertulang tidak membutuhkan biaya maintenance yang sangat tinggi.
- Material ini mudah sekali menyesuaikan bentuk dan keinginan arsitek ketika mendesain bangunan.
- Memiliki durabilitas yang tinggi.
- Struktur yang terbuat dari material ini punya ketahanan yang luar biasa terhadap air, api, serta suhu yang tinggi.
- Dapat dicetak menjadi berbagai macam bentuk struktur termasuk balok, kolom, pelat bahkan atap, cangkang, maupun kubah
Meski memiliki sederetan keunggulan, material ini bukannya tidak memiliki kekurangan tersendiri. Mengetahui plus minus material ini adalah penting dalam rangka mempersiapkan rencana konstruksi bangunan dengan baik. Ini adalah beberapa kelemahan beton bertulang.
Kekurangan Struktur Beton Bertulang
- Material yang satu ini membutuhkan bekisting yang bertujuan untuk menahan beton berada pada tempatnya hingga material tersebut mulai mengeras.
- Beton bertulang sangat berat karena sebenarnya bahan ini memiliki kekuatan yang rendah ketika diukur berdasarkan per satuan beratnya.
- Membutuhkan cetakan atau bekisting serta perancah untuk mengerjakan adonan beton bertulang sehingga pekerjaan berlangsung lebih lancar serta lebih cepat.
- Ukurannya biasanya relatif besar karena kekuatannya yang rendah ketika dihitung per satuan volumenya.
- Karakteristik dan sifat dalam produksinya dapat bervariasi karena sangatlah bergantung pada proporsi campuran serta proses adukannya.
Proses pembuatan beton bertulang sangatlah berbeda dengan produksi material lainnya oleh karena itu penanganannya membutuhkan kejelian dan keahlian yang tinggi. Ini tidak bisa disamakan dengan material lain seperti kayu lapis maupun besi baja.
Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan beton bertulang, Anda dapat mempelajari bagaimana cara menempatkan material ini dalam sebuah proses pembangunan.
Kesimpulan
Beton bertulang atau reinforced concrete merupakan material yang terbuat dari pencampuran antara beton dan tulangan baja. Ini membuat kekuatan beton yang rendah menjadi seimbang dengan daktilitas baja.
Tulangan ini biasanya ditanam langsung pada beton sebelum kemudian digunakan dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan struktural yang berarti ketika proses konstruksi berlangsung.