Rincian biaya untuk bangun rumah sederhana dan minimalis penting dipahami sejak awal agar proses pembangunan berjalan lebih terencana. Dengan mengetahui komponen biaya secara detail, mulai dari material, tenaga kerja, hingga biaya tambahan, Anda dapat menyesuaikan desain dan kebutuhan sesuai kemampuan anggaran.
Perencanaan ini juga membantu meminimalkan risiko pengeluaran tak terduga yang sering muncul di tengah proses pembangunan. Untuk mengetahui rincian biaya lengkapnya, simak artikel berikut hingga tuntas!
Rincian Biaya untuk Bangun Rumah Sederhana dan Minimalis
Saat akan membangun rumah, Anda harus memperhitungkan seluruh aspeknya dengan matang, mulai dari biaya tanah hingga materialnya. Berikut rinciannya:
1. Biaya Tanah
Komponen biaya pertama yang perlu diperhitungkan saat membangun rumah adalah harga lahan tempat bangunan akan didirikan. Nilainya bisa sangat bervariasi tergantung luas tanah dan tingkat strategis lokasinya. Semakin besar dan semakin premium areanya, biasanya semakin tinggi pula harganya. Setiap kota juga memiliki standar harga yang berbeda sehingga penting melakukan pengecekan sebelum menyusun anggaran.
Jika Anda sudah memiliki lahan sebelumnya, komponen ini dapat diabaikan karena tidak ada biaya pembelian yang perlu dikeluarkan. Sebagai ilustrasi, sebidang tanah seluas 80 m² di wilayah DKI Jakarta bisa mencapai sekitar Rp300.000.000.
2. Biaya Pengolahan Lahan
Apabila lahan yang dibeli masih dalam kondisi mentah, Anda perlu menyiapkan anggaran tambahan untuk proses penataan awal. Tahap ini biasanya mencakup pengurukan dan pemadatan tanah, pembersihan area dari rumput liar, penebangan pohon, hingga biaya tenaga kerja yang menangani seluruh proses tersebut.
Tanah mentah umumnya memang dibanderol lebih murah dibandingkan kavling siap bangun, namun tetap penting mempertimbangkan apakah selisih harga tersebut sepadan dengan biaya tambahan pengolahannya. Dengan begitu, Anda bisa menilai pilihan mana yang paling efisien.
Untuk kisarannya, biaya pengolahan lahan biasanya berada di rentang Rp3.000.000 hingga Rp5.000.000, tergantung ukuran lahan, jenis pekerjaan yang dibutuhkan, dan tingkat kesulitannya.
3. Biaya Tenaga Kerja
Dalam proses membangun rumah minimalis, Anda akan melibatkan sejumlah tenaga profesional, mulai dari kontraktor yang mengelola proyek, arsitek yang menyusun rancangan bangunan, hingga para tukang yang menangani pekerjaan di lapangan.
Perhitungan biaya tenaga kerja umumnya didasarkan pada jumlah hari kerja, besaran upah harian, serta total pekerja yang terlibat. Semakin besar kebutuhan tenaga kerja dan durasi proyek, semakin tinggi pula biaya yang harus disiapkan.
Sebagai ilustrasi, Anda mempekerjakan 4 orang pekerja untuk proyek yang berlangsung selama 4 bulan atau sekitar 100 hari kerja, dengan upah harian sebesar Rp150.000 per orang. Maka biaya tenaga kerja yang perlu disiapkan adalah:
100 × Rp150.000 × 4 = Rp60.000.000.
4. Biaya Pembuatan Pondasi dan Beton
Pondasi dan beton merupakan elemen utama yang menentukan kekuatan struktur rumah sehingga komponen ini perlu diperhitungkan dengan cermat saat menyusun anggaran pembangunan. Besarnya biaya dapat bervariasi tergantung jenis pondasi yang digunakan, ukuran bangunan, kondisi tanah, hingga lokasi proyek yang mungkin memengaruhi harga material.
Untuk menghitung kebutuhan pondasi, Anda dapat menggunakan rumus volume trapesium pada penampang pondasi:
Luas = ((Penampang Bawah + Penampang Atas) : 2) × Tinggi Pondasi.
Contohnya, jika penampang bawah berukuran 0,5 meter, penampang atas 0,3 meter, dan tinggi pondasi 0,6 meter, maka volume penampang pondasi adalah sekitar 0,24 meter persegi.
Artinya, setiap satu meter panjang pondasi membutuhkan kurang lebih 0,24 meter kubik beton.
Dengan asumsi harga beton Rp900.000 per meter kubik, biaya pondasi per meter panjang mencapai sekitar Rp216.000. Untuk rumah minimalis berukuran 45 m², total biaya pembuatan pondasi dapat mencapai kurang lebih Rp9.720.000, tergantung kondisi lapangan dan spesifikasi material yang digunakan.
5. Biaya Bahan Bangunan Utama
Bahan atau material merupakan komponen biaya terbesar dalam pembangunan rumah karena mencakup seluruh kebutuhan struktur utama, mulai dari dinding, rangka bangunan, hingga elemen pendukung lainnya. Semakin luas bangunan dan semakin tinggi kualitas material yang digunakan, maka semakin besar pula anggaran yang perlu disiapkan. Penambahan elemen dekoratif seperti batu alam atau aksen arsitektur juga dapat meningkatkan total biaya. Berikut ilustrasi gambaran biayanya:
- Batu Bata: Jika Anda menggunakan batu bata sebagai material dinding, kebutuhannya sekitar 90 buah per m². Untuk rumah tipe 45 dengan perkiraan luas dinding ±180 m², total yang dibutuhkan mencapai 16.200 bata. Dengan harga Rp1.000 per buah, estimasi biayanya sekitar Rp16.200.000.
- Semen: Dinding seluas 180 m² memerlukan kira-kira 1.800 kg semen. Dengan harga Rp50.000 per sak (50 kg), total kebutuhannya ±36 sak atau sekitar Rp1.800.000. Perhitungan ini hanya mencakup dinding, belum termasuk lantai dan elemen lain.
- Pasir dan Kerikil: Untuk rumah minimalis tipe 45, umumnya diperlukan sekitar 30 m³ pasir. Dengan harga Rp250.000 per m³, maka kebutuhan pasir diperkirakan Rp7.500.000. Tambahan material seperti batu kali untuk penguat struktur biasanya membutuhkan satu truk kecil dengan kisaran harga Rp1.000.000.
- Besi dan Baja: Harga besi dan baja bervariasi, namun untuk kebutuhan dasar rumah tipe 45, anggaran umumnya berada di kisaran Rp10.000.000, tergantung kualitas dan jumlah yang digunakan.
- Material Pendukung Lainnya: Material kecil seperti paku, kawat, seng, serta perkakas tambahan juga perlu diperhitungkan. Untuk kategori ini, Anda bisa menyiapkan dana sekitar Rp4.000.000.
6. Biaya Pemasangan Lantai Keramik
Anda juga perlu menyertakan biaya pemasangan lantai keramik dalam perhitungan pembangunan. Besarnya biaya tergantung pada luas area yang akan dipasangi keramik, serta jenis dan kualitas keramik yang Anda pilih.
Sebagai perkiraan awal, Anda cukup mengalikan harga keramik per meter persegi dengan total luas lantai. Dari perhitungan tersebut, biaya pemasangan lantai diperkirakan mencapai Rp3.375.000.
Namun, angka tersebut belum termasuk kebutuhan material pendukung seperti pasir, kerikil, dan bahan tambahan lainnya yang diperlukan selama proses pemasangan. Agar lebih aman, Anda dapat menyiapkan anggaran sekitar Rp5.000.000 untuk menutup biaya tambahan tersebut.
7. Biaya Tambahan Pembangunan Rumah
Beberapa biaya lain yang perlu Anda siapkan meliputi pemasangan atap borongan sekitar Rp300.000/m², sehingga untuk luas 45 m² totalnya menjadi Rp13.500.000. Untuk kusen dan tiga pintu kayu panel, anggarannya sekitar Rp4.500.000, sementara kebutuhan kaca diperkirakan Rp5.000.000.
Tak hanya itu, instalasi utilitas seperti PDAM, listrik, toren, serta jaringan pipa dan kabel biasanya memerlukan sekitar Rp15.000.000. Terakhir, tahap finishing termasuk pengecatan membutuhkan dana kurang lebih Rp8.000.000.
8. Total Biaya
Untuk membangun rumah berukuran 45 m² di atas lahan 80 m², estimasi anggarannya adalah sebagai berikut:
- Tanah + pengolahan lahan: Rp303.000.000
- Pondasi & beton: Rp9.720.000
- Dinding: Rp40.500.000
- Lantai keramik: Rp5.000.000
- Biaya lain-lain: Rp46.000.000
- Tenaga kerja: Rp60.000.000
Total biaya pembangunan diperkirakan mencapai Rp464.220.000 (jika termasuk pembelian tanah) atau Rp161.220.000 (jika tanah sudah tersedia).
Itulah rincian biaya untuk bangun rumah sederhana dan minimalis yang dapat Anda jadikan acuan awal. Setiap proyek tentu memiliki kebutuhan berbeda, namun gambaran ini bisa membantu Anda memahami komponen biaya utama yang perlu dipersiapkan.
Dengan perencanaan yang matang dan pemilihan material yang tepat, Anda dapat membangun rumah yang nyaman tanpa harus melebihi anggaran yang sudah ditetapkan. Jika diperlukan, Anda juga bisa berkonsultasi dengan kontraktor atau arsitek untuk mendapatkan estimasi yang lebih akurat sesuai kondisi lapangan.


