Sebelum menentukan desain dari sebuah pondasi, penting bagi seorang engineer untuk mengetahui dan bisa membedakan dari jenis-jenis pondasi. Bagi engineer yang berpengalaman, tentunya hal yang mudah untuk menentukan jenis pondasi yang akan didesain. Tapi hal ini merupakan tantangan bagi orang baru atau bagi seorang fresh graduate teknik sipil. Nah, pada postingan kali ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis dari suatu pondasi serta penggunaanya.
Pengertian Pondasi
Perlu diketahui bahwa pondasi merupakan salah satu bagian yang penting dari struktur konstruksi bangunan. Pondasi didefenisikan sebagai bagian dari struktur yang berfungsi untuk mentransferkan beban dari struktur yang berada di atasnya menuju ke lapisan tanah di bawahnya. Pondasi biasanya terbuat dari beton bertulang yang dirancang secara khusus dan melalui perhitungan tertentu sesuai kegunaannya.
Hal yang penting diperhatikan adalah melakukan investigasi terhadap tanah pada lokasi bangunan akan dibangun, seperti uji sondir atau disebut juga sebagai Cone Penetration Test (CPT), data-data mengenai jenis tanah dan atau sifat-sifatnya merupakan dasar dari perencanaan pondasi.
Jenis-jenis Pondasi
Pada umumnya, semua variasi pondasi terbagi menjadi dua jenis pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dan dalam. Istilah dangkal dan dalam mengacu pada kedalaman tanah tempat pondasi tersebut dibangun.
Pondasi Dangkal
Seperti namanya, pondasi dangkal merupakan pondasi yang tingkat kedalamannya rendah dan tidak jauh dari permukaan tanah. Biasanya kedalamannya berkisar di antara angka 1 sampai 3 meter dari permukaan tanah dasar. Pondasi dangkal pada umumnya diterapkan pada tanah yang memiliki daya dukung tanah yang kuat untuk mendukung beban yang bekerja. Pondasi dangkal tidak cocok direapkan pada tanah yang memiliki kualitis buruk, misalkan contohnya pada tanah gambut yang memiliki daya dukung tanah yang rendah. Berikut adalah pondasi yang termasuk dalam kategori pondasi dangkal disertai gambarnya :
1. Pondasi Menerus
Pondasi ini biasanya digunakan untuk mendukung beban yang bekerja secara menerus atau kontinu seperti beban dinding dan juga dapat diterapkan pada kolom yang sejajar secara horizontal maupun vertikal. Material yang digunakan untuk pondasi ini beragam bisa menggunakan beton bertulang seperti pondasi pelat lajur dan yang umum dijumpai adalah pondasi batu kali karena lebih hemat dan efisien.
2. Pondasi Tapak
Pondasi tapak atau footplate sering kali disebut juga dengan sebutan pondasi cakar ayam. Pondasi tapak biasanya digunakan untuk memikul beban yang birsifat terkosentrasi pada satu titik, misalkan beban yang ditransfer dari kolom ke tanah, diamana kolom merupakan pilar penyangga dari struktur lainnya bertumpu, seperti memikul beban dari balok. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang berbentuk persegi yang dimana ukurannya bervariasi sesuai dengan beban yang bekerja pada atasnya. Pada bangunan rumah 2 lantai, biasanya pondasi tapak ini dikombinasikan dengan pondasi menerus.
3. Pondasi Rakit (Raft Foundation)
Pondasi rakit merupakan pondasi dangkal yang mampu memikul beban konstruksi. Sesuai namanya, pondasi ini berbentuk rakit yang melebar ke seluruh dasar bangunan yang tebuat dari beton bertulang. Pondasi rakit digunakan untuk meneruskan seluruh beban struktur. Jenis pondasi ini digunakan jika beban kolom terlalu besar dan/atau daya dukung tanah terlalu rendah bagi pondasi dangkal yang disebutkan di atas. Pada prinsipnya pondasi rakit adalah bahwa untuk satu bangunan menggunakan satu pondasi telapak untuk menopang seluruh beban kolom yang ada pada bangunan tersebut. Biasanya pondasi rakit dikombinasikan dengan struktur basement, dengan tujuan untuk menambah kekuatan dari daya dukung pondasi dan juga mengurangi penurunan yang terjadi. Untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, biasanya pondasi rakit dikombinasikan dengan pondasi tiang yang disebut dengan pondasi tiang-rakit.
Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang menyalurkan beban struktur ke lapisan tanah yang kuat atau lapisan batuan yang letaknya jauh di dalam dari permukaan tanah. Jika tanah pada kedalaman 1-3 meter tidak mampu menopang suatu struktur, pondasi dalam diperlukan untuk mentransfer beban ke strata yang lebih dalam.
Jika adanya tanah yang tidak cocok di dekat permukaan, pondasi dapat menjadi pilihan untuk mentransferkan beban ke tempat yang lebih dalam sampai ditemukannya tanah keras. Untuk proses konstruksi pondasi dalam ini lebih kompleks dan memakan biaya yang lebih mahal.
Pondasi dalam pada umumnya yang sering di aplikasikan adalah pondasi pile (tiang). Adapun pondasi tiang ini ada berbagai macam tipe yang dibagi berdasarkan metode pemasangannya.
Berikut adalah contohnya beserta gambar dari jenis pondasi tiang.
1. Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)
Pondasi bored pile adalah jenis pondasi dalam yang fungsinya untuk meneruskan beban struktur konstruksi bangunan di atasnya dari permukaan tanah menuju ke lapisan tanah keras di bawahnya. Jasa pelaksanaan pondasi bored pile dimulai dari dilakukan dengan cara melubangi tanah terlebih dahulu menggunakan alat bor dengan diameter tertentu dan sampai kedalaman yang sudah direncanakan, kemudian di isi dengan tulangan baja dan selanjutnya dicor beton.
2. Pondasi Tiang Pancang
Pada umumnya pondasi tiang pancang terbuat dari berbagai macam bahan bangunan seperti kayu, baja ataupun beton yang digunakan untuk menstransfer beban-beban dari permukaan ke strata yang lebih rendah. Pondasi tiang pancang memiliki fungsi yang sama dengan pondasi bored atau pondasi dalam lainya. Perbedaan mendasar dari pondasi bored pile dengan pondasi tiang pancang adalah dari metodenya. Pelaksanaannya dimulai dari pemancangan tiang-tiang baja/beton pracetak atau dengan membuat tiang-tiang beton bertulang yang langsung dicor di tempat (cast in place) yang sebelumnya telah dibuatkan lubang terlebih dahulu.
